Kamis, 08 Oktober 2009

Bahaya Obesitas Mengancam

Obesitas telah menjadi isu yang hangat beberapa dekade terakhir. Hal ini berdasarkan pada fakta bahwa obesitas telah menjadi fenomena di berbagai negara di dunia, tidak hanya negara maju tapi juga negara berkembang. Obesitas kini menjadi epidemi, bahkan sejak umur balita. Dan itu menjadi masalah, karena berat badan berlebih berarti menyimpan bom waktu untuk meledaknya sejumlah penyakit di kemudian hari. Bahkan Hipocrates (460-359 SM), yang lebih dikenal sebagai bapak ilmu pengetahuan, sebenarnya sejak jauh hari telah menyatakan bahwa orang gemuk lebih cepat meninggal. Dewasa ini diketahui bahwa obesitas memiliki hubungan erat dengan Sindrom Metabolik atau Sindrom X yang berefek berbahaya bagi kesehatan manusia dan juga membutuhkan banyak biaya untuk menanggulanginya. Sindrom metabolik sendiri dapat diartikan kumpulan gejala, yang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, diabetes, dll.

Selain tidak enak dipandang, obesitas juga menyimpan banyak sisi negatif. Tubuh jadi cepat lelah, pernapasan terganggu, bahkan bias terjadi berhenti napas waktu tidur. Dan yang lebih seram lagi, obesitas membuat tubuh rawan dihinggapi penyakit degeneratif seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, serta radang sendi (ingat Sindrom metabolik). Penyakit-Obesitas tidak hanya dihubungkan dengan penyakit fisik, namun juga dengan masalah kejiwaan, terutama kecemasan. Masalah psikososial juga dialami oleh anak-anak yang obese. Dari penelitian oleh Hidayah D, et al pada tahun 2005 di Surakarta, diketahui bahwa prevalensi tingkat kematangan sosial rendah pada populasi anak obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak obesitas. Anak yang obesitas, mempunyai tingkat keatangan sosial rendah dua kali lebih sering dibandingkan dengan yang lain.

Di Amerika Serikat berdasarkan studi NHANES pada tahun 1980 prevalensi orang dewasa usia lebih dari 20 tahun dengan obesitas adalah 15% dan pada tahun 2003 angka ini meningkat menjadi 32%. The World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 1 milyar individu mengalami overweight dan sekitar 300 juta individu didefinisikan sebagai obes. Pada studi Indonesia Family Life Survey 3 yang dilakukan pada 20.593 individu di tahun 2000, disebutkan bahwa prevalensi obesitas (BMI > 30 kg/m2) di Indonesia pada pria sebesar 1,3% dan pada wanita sebesar 4,5%. Hasil riset terbaru dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) yang melibatkan lebih dari 6000 orang membuktikan bahwa prevalensi obesitas semakin meningkat. Dibandingkan dengan data tahun 1998, angka kejadian obesitas pada pria melonjak hingga mencapai 9,16% (1998: 2,5%) dan wanita 11,02% (1998: 5,9%). Apakah trend peningkatan prevalensi obesitas ini akan terus berlanjut? Faktanya, untuk mengatasi obesitas diperlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mengatasi gizi kurang. Untuk terapi obesitas di negara berkembang, beban impor peralatan dan obat-obatan biayanya tidak sedikit.


1 komentar:

  1. tanya: anak saya usia 4 thn berat badannya 30 kg, dan adiknya usia 2,5 thn berat badannya 26 kg, apakah termasuk obesitas?krn menurut dokternya,asalkan anaknya msh lincah bergerak,tdk apa...trus bgm penjelasannya???
    (jawaban bisa email ke tiur_hombing@yahoo.com)
    tks

    BalasHapus